Minggu, 31 Oktober 2010

ilmu budaya dasar dan kesusastraan


ILMU BUDAYA DASAR DAN KESUSASTRAAN

A, pendekatan kesusasteraan

Karya sastra adalah penjabaran abstraksi,namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih,kebahagian,kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan IBD dapat dihubungkan ...
meliputi: Bahasa, Agama, Kesusastraan, Kesenian dll. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Budaya Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan utntuk mempelajari masala-masalah social yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya: Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak .
Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur ekonomi dapat saja mencatat angka-angka … Ada benang merah yang menyatukan konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat. Elemen-elemen kearifan budaya lokal kita didominasi oleh ajaran.
B,  ilmu budaya dasar yang di hubungkan dengan prosa
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal prosa lama dan prosa baru.
-prosa lama ;
Dongeng,
Hikayat
Sejarah
Epos
Cerita pelipur lara
-prosa baru
cerpen
novel
biografi
kisah
otobiografi
C,  nilai nilai dalam prosa fiksi
-memberikan kesenangan
-memberikan informasi
-memberikan warisan cultural
-memberikan keseimbangan wawasan
 Berkenaan dengan moral,karyasastra dapat di bagi menhjadi 2
1 yang menyuarakan aspirasi zamannya
2 yang menyuarakan gejolak zamannya
D, ilmu budaya dasar yang di hubungkan dengan puisi
1 figura bahasa seperti gaya personifikasi(penjelmaan)metafora(kiasan)perbandingan,alegori,sehingga puisi menjadisegar
2 kata kata yang ambiguitas,yaitu kata kata yang bermakna ganda
3 kata lata yang berjiwa,yaitu kata kata yang sudah di beri suasana tertentu,berisi perasaan dan pengalamn sang penyair,sehingga terasa hidup.
4 kata kata yang konotatif,yaitu kata kata yang sudah di beri tambahan nilai nliai rasa dan asosiasi asosiasi tertentu
 Adapun alasan alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan IBD adlah sebagai berikut :
1 hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2 puisi dan keisyafan / kesadaran individual
3 puisi dan keinsyafan social
(sumber : wartawarga universitas gunadarma)


Sabtu, 30 Oktober 2010


MANUSIA DAN CINTA KASIH


Dalam perjalanan hidup manusia, tidak akan pernah lepas dari yang namanya cinta. Cinta akan selalu ada dalam suatu dimensi yang namanya manusia. Manusia dicipta dengan penuh cinta, dan tanpa cinta manusia tak akan lahir. Manusia diciptakan di jagad bumi mengembangan cinta dari tuhan sebagai khalifah  di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan besar sekarang ini adalah pemaknaan akan cinta dalam realitas hidup ini. Apakah cinta dimaknai sebagai sesuatu yang fitrah yang mesti dijaga ataukah suatu wujud rasa yang mesti diagungkan.
Ketika memberikan sebuah defenisi akan cinta, akan lahir beberapa defenisi yang tentu saja akan berbeda dari segi substansi atau hakikat cinta itu. Hal ini dikarenakan sudut pandang yang berbeda pula. Semakin tinggi tingkat pemahaman terhadap suatu norma atau prilaku, akan semakin kompleks penjabaran defenisi itu. Cinta bukanlah sesuatu yang terlarang, semua tergantung dari diri kita sendiri yang mendefinisikan dan memperlakukan cinta tersebut.
Pemberian pemaknaan akan cinta akan senasib dengan pemberian defenisi tadi. Defenisi yang akan mengantarkan pada suatu substansi kadang dikaburkan oleh ego bahkan nafsu seseorang. Pemaknaan yang salah sebagai sebuah aktualisasi dari cinta seperti pacaran akan mengantarkan pada suatu upaya untuk mendeskreditkan cinta yang luhur sebagai fitrah kemanusiaan. Disamping itu, pemaknaan akan cinta dengan rasa suka harus berani dibedakan. Cinta adalah fitrah yang sifatnya abstrak sehingga perwujudannya berada dalam area metafisik (inmaterial). Sedangkan rasa suka, adalah wujud rasa ketertarikan kepada hal yang bersifat materi.
A.      Pengertian Cinta Kasih
Pendefenisian dalam perspektif terminology (bahasa), cinta kasih dapat diuaraikan Cinta kasih adalah kata majemuk yang telah merupakan ungkapan tetap yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata “cinta” dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin, sangat suka, sangat saying, sangat kasih dan tertarik hatinya. Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan saying, cinta, atau suka kepada.
Dari kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir semakna. Sebut misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”, “kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan inti dari keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain, cinta kasih mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”, “dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada anak atau sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada negara”, “cinta sesama manusia” dan yang lebih tinggi “cinta kepada Allah Swt.”.
Penggambaran akan aktualisasi cinta seperti di atas sudah sangat jauh dari fungsi dan peran manusia sebagai abdi sekaligus khalifah di muka bumi. Cinta rendah tak ubahnya seperti binatang (tidak adanya peran akal yang bermain dalam tataran prilaku), sedangkan pecinta tipe kedua memeliki pribadi ganda (split personality). Lalu bagaimana aktualisasi cinta yang sebenarnya yang luhur dan memiliki derajat yang tinggi? Kita akan uraikan pada penjabaran selanjutnya.
Dalam perspektif peradaban Yunani, cinta dibagi dalam tiga jenis. Ketiga jenis itu adalah;
1)          Cinta Egape, ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dengan komunukasi ritual (vertical/horizontal).
2)          Cinta Philia, ialah cinta kepada ayah-ibu (orang tua), keluarga, saudara, sahabat, dan sesama manusia.
3)          Cinta Eros / Amos, ialah cinta antara pria dan wanita (suami dan istri).
Cinta kasih tidak hanya sekedar cinta belaka, akan tetapi cinta kasih itu timbul dari lubuk hati manusia yang sifatnya kekal dan tak akan pernah berubah. Dengan cinta kasih ini, manusia akan selalu berbahagia dan menderita di dalam hidupnya. Cinta sebagai keperluan fundemantal memang tidak mudah diterangkan atau didefenisikan.
Mengacu pada perspektif sekarang, yaitu dalam hubungan cinta kasih yang timbul antara dua jenis manusia yang berbeda kelamin dapat dibedakan dalam empat macam pertumbuhan cinta, yaitu :
a.           Cinta kasih karena kebiasaan
Adalah cinta yang diperoleh berdasarkan tradisi masyarakat yang dibiasakan, seperti menikahkan anak-anak yang sebelumnya tidak saling kenal dan cinta tumbuh karena ikatan sudah ada.
b.          Cinta kasih karena penglihatan
Adalah cinta yang tumbuh karena penglihatan, seperti kata pepatah :
Darimana datangnya linta
Dari sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati
Manusia sebagai makhluk social mempunyai kodrat terbaik pada suatu obyek yang dipandang indah, cantik, menarik, dan lain-lain.
c.           Cinta kasih karena kepercayaan
Adalah cinta kasih yang lahir dari kepercayaan atau keyakinan. Hubungan untuk memadu cinta kasih biasanya diperlukan waktu yang cukup lama untuk saling menyelidiki karakter, dan saling memupuk cinta kasih.
d.          Cinta kasih karena angan-angan
Adalah cinta yang lahir dari pengaruh angan-angan atau khayal saja, cinta yang penuh fantasi.
Menurut teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan kepuasan dan ketentraman serta perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya, cinta berarti bersedia melepas kesenangan, mengabadikan waktu, bahkan mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan, ketentraman, dan perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat sulit.
Menurut Erich From, cinta merupakan tindakan aktif (bukan pasif). Berdiri di dalam cinta (bukan jatuh di dalamnya), memberi (bukan menerima). Sedang R.M. Rilke, cinta merupakan dorongan luhur bagi seseorang untuk menuju kematangan, untuk menjadi sesuatu dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Kita akan coba sajikan beberapa unsur-unsur cinta.
1)          Kasih Sayang
Menurut Mery Lutyens, bahwa kasih saying adalah factual, bukan sentimental yang mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun kedatangannya. Memiliki kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan serta tindakan akal budi pada diri sendiri. Dalam kasih saying, sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut “tanggung jawab”, “pengorbanan”, “kejujuran”, “pengertian”, dan “keterbukaan” sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
2)          Kemesraan
Menurut Suryadi, bahwa kemesraan berasal dari kata “mesra” yang artinya simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab antara setiap individu.
3)          Belas Kasih
Belas kasih adalah hati yang iba dan rasa saying atau cinta kepada sesuatu atau seseorang. Arti lain yakni mengucapkan syukur, maksudnya merupakan pemberian itu menyentuh rasa kebutuhan seseorang yang diberi. Dalam menumpahkan belas kasihan, benar-benar harus keluar dari hati yang ikhlas, tidak terkandung unsure pamrih. Maksudnya, yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelas kasihi. Karena kita sekarang berada pada kemanusiaan dan kesadaran hokum yang menjadi nilai universal, maka setiap permasalahan harus didekati secara professional.
4)          Pemujaan dan Pemujian
Pemujaan merupakan bentuk penghormatan seseorang kepada sesuatu yang tentu akan melahirkan pujian sebagai bentuk apresiasi bahkan boleh dikatakan sebagai bagian dari penghormatan itu sendiri. Di dalamnya, ada makna ketakjuban dan penghargaan atas segala kebaikan dan kelebihan.
Memanifestikan cinta banyak sekali ragamnya, salah satunya dengan melalui lambang. Lambang dalam hal ini merupakan sebuah bentuk media dalam mengungkapkan rasa cinta itu. Lambing dapat berupa bahasa, seperti cerita, pantun, syair, puisi, dan lain-lain. Dapat berupa gerak, seperti tari. Dapat berupa suara atau bunyi, seperti lagu dan musik. Dapat berupa warna dan rupa, seperti lukisan, hiasan, bangunan, dan lain-lain. Tapi perlu dipahami, lambang yang disebutkan di atas maupun jenis lambang yang lain bukan merupakan objek cinta (yang oerlu dicurahkan rasa cinta), akan tetapi lambang-lambang tersebut adalah jalan atau cara bahkan nerupakan media untuk mencintai.
B.      Menuju Cinta yang Luhur
Dalam penjabaran sebelumnya, telah dibahasakan bahwa cinta memiliki berbagai tingkatan dan disebutkan bahwa tingkat pemahaman atau intelegensi dan tingkat keimanan dan ketakwaan memberi pengaruh yang hebat dalam pemaknaan akan cinta kasih. Cinta mesra kepada Allah Swt. adalah manifestasi kalimat tauhid yaitu meng-Esa-kan Allah dalam sifat, zat, dan perbuatan yang dilafalkan oleh oleh umat islam dalam kalimat “LA ILAHA ILLALLAH” (tiada Tuhan selain Allah).
Al-Ghazaly memandang cinta kerinduan adalah cinta akan Allah, karena ihsan dan nikmat-Nya pada dirinya. Karena Allah telah menganugrahkan hidup, sehingga ia dapat menyebut nama-Nya. Cinta itulah cinta karena Allah (Jamal) dan kebesarannya (Jalal), yang kian hari kian terbuka untuknya. Maka itulah cinta yang setinggi-tingginya (Kamal). Dan itulah cinta yang timbul kepada Allah karena merenungi keindahan-Nya (Jamal Ul Rububiyah).
Ibraham bin Adham dalam syairnya
Semua makhluk telah aku tinggalkan
Karena cintaku kepada Engkau
Keluargaku aku biarkan jadi piatu
Agar dapat melihat wajah-Mu
Meskipun tubuh ini merana lantaran cinta
Akan dikerat dipotong-potong                                                                           
Namun hati ini tidak akan berpaling
Kepada yang selain engkau
Cinta sejati adalah cinta karena Ilahi. Tulus, ikhlas, tanpa pamrih, dan lekang dimakan zaman dan ditempa cuaca. Cinta sejati juga tahan uji, tetep akan terkenang meski jasad tercerai dengan ruhnya. Bahwa cinta itu meminta pengorbanan, kesetiaan, dan kesabaran. Jangan mengaku cinta dan mengungkapkan cinta kalau tidak mau berkorban. “Anda dapa memberi tanpa mencintai, tetapi Anda tidak dapat mencintai tanpa memberi” (ungkapan asing).
Hazrat Inayah Khan menguraiakan cinta bahwa sifat cinta seperti air dalam tanah. Apabila tidak cukup menggali, yang anda akan peroleh air yang keruh. Apabila anda cukup menggali, yang akan anda peroleh adalah air yan bersih dan jernih. Sebaik-baiknya cinta adalah cinta pada yang menganugrahkan cinta itu sendiri. Cinta itu kepada Sang Pemberi segalanya. Manusia sebagai makhluk penikmat kesegalaan itu, sudah sepantasnya mencurahkan cintanya kepada-Nya. Cinta kita kepada Allah, membuat kita ingin semakin dekat dengan-Nya.
Cinta……….
Memang ada, terasa, bermakna, lekat…….
Sakitkah wahai “dirimu yang mencintai???”
Bahagiaka bagi kamu yang dicintai….???
Begitu sakit mencintai,,,
Ku pilih dicintai, dengan hati, abadi, sejati…….
Tak ingin luka, hanya karna “MENCINTAI”



MANUSIA DAN CINTA KASIH


Cinta…
Jika kita dengar kata – kata itu maka akan teringat pada satu definisi dasar yang berhubungan dengan persaan yang mungkin dapat mengingatkan kita pada seseorang yang memilki arti khusus dalam diri atau hidup kita. Persaan itu “Cinta” pasti akan datang pada diri setiap manusia ditampik atau tidak. Nurani setiap manusia pasti akan mengakui tentang perasaan yang satu itu ”Cinta” hanya saja mulutlah yang berkata bohong.
Cinta hanya datang pada mahluk Tuhan yang bernama manusia karena pada diri setiap diri manusia akan selalu diimbangi oleh akal dan nafsu. Dan cinta tidak akan pernah datang pada mahluk Tuhan lainnya karena mereka “Mahluk Tuhan Selain manusia” hanya memilki nafsu saja atau bahkan tidak sama sekali. Sebagai contoh sederhana malaikat, ia hanya memilki kebaikan saja dan selalu beribadah pada Tuhan begitu pula Iblis yang hanya memilki nafsu keburukan “menghasut dan selalu mengajak kita “manusia” agar mengikuti jalannya”. Kebaikan dan keburukan tersebut dapat dikategorikan kedalam nafsu atau emosionalitas. Pada binatang dan tumbuhanpun demikan. Hewan atau binatang hanya memilki nafsu dan bukan cinta karena pada hewan atau binatang didak disertai akal dan nurani.
A.     Pengertian Cinta Kasih
Pendefenisian dalam perspektif terminology (bahasa), cinta kasih dapat diuaraikan Cinta kasih adalah kata majemuk yang telah merupakan ungkapan tetap yang berupa paduan antara kata sifat yang terdiri dari kata “cinta” dan “kasih”. Cinta akan diartikan sebagai rasa rindu, ingin, sangat suka, sangat saying, sangat kasih dan tertarik hatinya. Sedangkan kasih diartikan sebagai perasaan saying, cinta, atau suka kepada.
Dari kata cinta kasih ini, lahir pula beberapa padanan kata yang hampir semakna. Sebut misalnya, “kasih sayang”, “belas kasihan”, “kemesraan” dan “pemujaan”. Cinta kasih merupakan inti dari keberadaan manusia ( the core of existence ). Dalam konteks lain, cinta kasih mengandung makna yang lain, seperti “jatuh cinta”, “dilamun asmara”, “cinta orang tua kepada anak atau sebaliknya”, “cinta pada alam dan seni”, “cinta kepada negara”, “cinta sesama manusia” dan yang lebih tinggi “cinta kepada Allah Swt.”.
Semua istilah tersebut di atas tidak sama, akan tetapi merupakan variasi-variasi dari sekian banyak istilah. Istilah-istilah ini merupakan padanan yang sangat memiliki arti yang mengarah pada satu pemaknaan yang utuh. Sehingga melahirkan tingkatan-tingkatan cinta. Realitas yang tersaji sekarang dihadapan kita (kondisi internal dan eksternal masing-masing individu) sangat memungkinkan memberikan tingkatan pada cinta itu. Sehingga lahir ‘cinta kasih yang rendah’, ‘cintah kasih yang menengah’, dan ‘cinta kasih yang tinggi dan luhur’.

seperti kata pepatah :

Darimana datangnya linta
Dari sawah turun ke kali
Darimana datangnya cinta
Dari mata turun ke hati

Manusia sebagai makhluk social mempunyai kodrat terbaik pada suatu obyek yang dipandang indah, cantik, menarik, dan lain-lain.
a.           Cinta kasih karena kepercayaan
Adalah cinta kasih yang lahir dari kepercayaan atau keyakinan. Hubungan untuk memadu cinta kasih biasanya diperlukan waktu yang cukup lama untuk saling menyelidiki karakter, dan saling memupuk cinta kasih.
b.          Cinta kasih karena angan-angan
Adalah cinta yang lahir dari pengaruh angan-angan atau khayal saja, cinta yang penuh fantasi.
Menurut teori, cinta adalah sikap dasar untuk memperhatikan kepuasan dan ketentraman serta perkembangan orang yang kita cintai. Prakteknya, cinta berarti bersedia melepas kesenangan, mengabadikan waktu, bahkan mengorbankan ketentraman kita demi peningkatan kepuasan, ketentraman, dan perkembangan orang lain. Namun, menerangkan anatomi cinta sangat sulit.
Menurut Erich From, cinta merupakan tindakan aktif (bukan pasif). Berdiri di dalam cinta (bukan jatuh di dalamnya), memberi (bukan menerima). Sedang R.M. Rilke, cinta merupakan dorongan luhur bagi seseorang untuk menuju kematangan, untuk menjadi sesuatu dalam dirinya sendiri maupun orang lain. Kita akan coba sajikan beberapa unsur-unsur cinta.
1)      Kasih Sayang
Menurut Mery Lutyens, bahwa kasih saying adalah factual, bukan sentimental yang mengandung emosional yang dapat ditangisi kepergiannya maupun kedatangannya. Memiliki kasih sayang berarti memiliki simpatik, ia bebas dari rasa takut, paksaan dan kewibawaan serta tindakan akal budi pada diri sendiri. Dalam kasih saying, sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut “tanggung jawab”, “pengorbanan”, “kejujuran”, “pengertian”, dan “keterbukaan” sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
2)      Kemesraan
Menurut Suryadi, bahwa kemesraan berasal dari kata “mesra” yang artinya simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan akrab antara setiap individu.
3)      Belas Kasih
Belas kasih adalah hati yang iba dan rasa saying atau cinta kepada sesuatu atau seseorang. Arti lain yakni mengucapkan syukur, maksudnya merupakan pemberian itu menyentuh rasa kebutuhan seseorang yang diberi. Dalam menumpahkan belas kasihan, benar-benar harus keluar dari hati yang ikhlas, tidak terkandung unsure pamrih. Maksudnya, yang berbelas kasihan dapat
B.     Menuju Cinta yang Luhur
Dalam penjabaran sebelumnya, telah dibahasakan bahwa cinta memiliki berbagai tingkatan dan disebutkan bahwa tingkat pemahaman atau intelegensi dan tingkat keimanan dan ketakwaan memberi pengaruh yang hebat dalam pemaknaan akan cinta kasih. Cinta mesra kepada Allah Swt. adalah manifestasi kalimat tauhid yaitu meng-Esa-kan Allah dalam sifat, zat, dan perbuatan yang dilafalkan oleh oleh umat islam dalam kalimat “LA ILAHA ILLALLAH” (tiada Tuhan selain Allah).



Seperti Ibraham bin Adham dalam syairnya

Semua makhluk telah aku tinggalkan
Karena cintaku kepada Engkau
Keluargaku aku biarkan jadi piatu
Agar dapat melihat wajah-Mu
Meskipun tubuh ini merana lantaran cinta
Akan dikerat dipotong-potong
Namun hati ini tidak akan berpaling
Kepada yang selain engkau

Cinta sejati adalah cinta karena Ilahi. Tulus, ikhlas, tanpa pamrih, dan lekang dimakan zaman dan ditempa cuaca. Cinta sejati juga tahan uji, tetep akan terkenang meski jasad tercerai dengan ruhnya. Bahwa cinta itu meminta pengorbanan, kesetiaan, dan kesabaran. Jangan mengaku cinta dan mengungkapkan cinta kalau tidak mau berkorban. “Anda dapa memberi tanpa mencintai, tetapi Anda tidak dapat mencintai tanpa memberi” (ungkapan asing).
cinta........ 
ada, dirasa, nyata, bermakna......... 
                   bahagiakah kau yang dicintai........?????
sakit, perih, itukah yang kau rasa saat mencintai.....???? 
ku tak ingin mencintai, karna itu PERIH,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,




Jumat, 29 Oktober 2010

manusia


MANUSIA





  1. pendahuluan

ruang lingkup kehidupan manusia sangatlah komplek, dan jusa hubungannya yang terjadi antara manusia sangailah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup lain yang ada dialam, dan yang paling utama adalah manusia dengan yang menciptakannya yaitu Allah.
Setiap hubungan tersebut haruslah berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna p-enciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Dalam islam, hal ini telah disebutkan dalam surat at-tin : 4.

“ sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “


Dalam hal ini Allah menegaskan bahwa dia telah menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaannya yang paling abaik, badannya lurus keatas, cantik parasnya, mengambil dengan tangan apa yang dikehendakinya, bukan seperti kebanyakan makhluk yang mengambil benda 7yang dikehendakinua dengan menggunakan mulut atau kaki.
Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian sehingga dapat berkreasi, berdaya cipta, dan sanggup menguasai alam serta binatang.

Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi social. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia membedakan antara yang hak dan bukan hak.

  1. pengertian manusia

secara bahasa ,manusia berasal dari kata “manu” (sanskerta), “mens” (latin), yang berarti berakal, berbudi, atau dapat pula dikatakan bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menguasai makhluk lain.
Secara istilah, manusia dapat dikatakan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok/genus, atau seorang individu.
Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organism). Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertical, horizontal, maupun kesejahteraan. Tatkala seorang bayi lahir, iamerasakan perbedaan suhu, dan kehilangan energi, dank arena itu ia menangis,, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu dapat tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugrahi kepekaan (sense) untuk dapat membedakan (sens of discrimination) dan keinginan untuk dapat hidup secara normal dan memiliki kebebasan.  
Oleh karena itu, lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap manusia itu sendiri.
Lingkungan dan manusia, atau manusia dan lingkungan adalah dua hal yang tidak dapat dipsahkan, keduanya menyatu sebagai ekosistem. Ada dua jenis lingkungan interaksi manusia di alam :
-          Lingkungan biotic (hidup)
-          Lingkungan abiotik (mati)

3. manusia dan kebudayaan
Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.


IBD


ILMU BUDAYA DASAR


  1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Dalam konteks keseharian, definisi ilmu budaya dasar adalah jalan atau arah dalam memikirkan, bertindak, dan selanjutnya berbagi mengenai pemikiran tersebut kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.

  1. Latar belakang ilmu budaya dasar

Telah di perkenalkan pertama kali di Indonesia yaitu sebagai pengganti dari istilah basic humanitism, yang berasal dari istilah bahasa inggris “ the humanities “, yang berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berkebudayaan dan lembut.
Dengan mempelajari the humanities diharapkan seseorang dapat  menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih lembut.
Karena itu, dapat dikatakan bahwa  the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia yang berbudaya.
Supaya manusia menjadi humanus, maka harus mempelajari dan memahami ilmu the humanities, namun tetap tidak meninggalkan tugasnya sebagai manusia itu sendiri. 
Ilmu budaya dasar sangat berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya, karena ilmu budaya dasar ini lebih menekankan pada lingkungan sosial dan bagaimana  berinteraksi dengan sesama manusia agar tercipta keadaan atau lingkungan yang harmonis dan selaras. 
Selain itu, ilmu budaya dasar lebih sebagai ilmu pengetahuan yanga mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai makhluk budaya.

      3. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
  1. Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang sebelumnya lebih dikenal luarnya saja
  2. Mengenal perilaku diri sendiri maupun orang lain
  3. Sebagai bekal penting untuk pergaulan hidup
  4. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
  5. Tanggap terhadap hasil budaya manusia secara lebih mendalam sehingga lebih peka terhadap masalah-masalah pemikiran perasaan serta perilaku manusia dan ketentuan yang diciptakannya
  6. Memiliki penglihatan yang jelas pemikiran serta yang mendasar serta mampu menghargai budaya yang ada di sekitarnya dan ikut mengembangkan budaya bangsa serta melestarikan budaya nenek moyang leluhur kita yang luhur nilainya
  7. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku
  8. Sebagai jembatan para saran yang berbeda keahliannya lebih mampu berdialog dan lancar dalam berkomunikasi dalam memperlancar pelaksanaan pembangunan diberbagai bidang mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun serta mampu memenuhi tuntutan perguruan tinggi khususnya Dharma pendidikan
  1. Imu budaya dasar merupakan pengetahuan tentang perilaku dasar-dasar dari manusia

Unsur-unsur kebudayaan
1.      system religi/kepercayaan
2.      system organisasi kemasyarakatan
3.      ilmu pengetahuan
4.      bahasa dan kesenian
5.      mata pencaharian hidup
6.      peralatan dan teknologi

sifat kebudayaan

1.      etnosentris
2.      universal
3.      akulturasi
4.      adiptif
5.      dinamis
6.      integrative

aspek-aspek kebudayaan

1.      kesenian
2.      bahasa
3.      adat istiadat
4.      budaya daerah
5.      budaya nasional