Selasa, 08 Oktober 2013

ARSITEKTUR KOMPUTER DAN STRUKTUR KOGNITIF MANUSIA

     A.     Pengertian Arsitektur Komputer
Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer . Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memoru cache, RAM, ROM, cakram keras dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur Von Naumann CISC, RISC, blue gene dll.
Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.
Arsitektur komputer ini paling tidak mengandung 3 sub-kategori:
·  Set Instruksi (ISA)
·  Arsitektur mikro dari ISA, dan
·  Sistem desain dari seluruh komponen dalam perangkat keras komputer ini.
Arsitektur komputer merupakan suatu hal yang sangat penting karena dapat memberikan berbagai atribut pada sistem komputer, hal ini tentunya sangat dibutuhkan bagi perancang  atau user software sistem dalam mengembangkan suatu program.
Klasifikasi Arsitektur Komputer:
1.      Arsitektur Von Neumann
Arsitektur von Neumann (atau Mesin Von Neumann) adalah arsitektur yang diciptakan oleh John von Neumann (1903-1957). Arsitektur ini digunakan oleh hampir semua komputer saat ini. Arsitektur Von Neumann menggambarkan komputer dengan empat bagian utama: Unit Aritmatika dan Logis (ALU), unit kontrol, memori, dan alat masukan dan hasil (secara kolektif dinamakan I/O). Bagian ini dihubungkan oleh berkas kawat, “bus”.

2.      Arsitektur RISC
RICS singkatan dari Reduced Instruction Set Computer. Merupakan bagian dari arsitektur mikroprosessor, berbentuk kecil dan berfungsi untuk negeset istruksi dalam komunikasi diantara arsitektur yang lainnya. Reduced Instruction Set Computing (RISC) atau “Komputasi set instruksi yang disederhanakan” pertama kali digagas oleh John Cocke, peneliti dari IBM di Yorktown, New York pada tahun 1974.
3.        Arsitektur CISC
Complex instruction-set computing atau Complex Instruction-Set Computer (CISC) “Kumpulan instruksi komputasi kompleks”) adalah sebuah arsitektur dari set instruksi dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memory, operasi aritmetika, dan penyimpanan ke dalam memory, semuanya sekaligus hanya di dalam sebuah instruksi. Karakteristik CISC dapat dikatakan bertolak-belakang dengan RISC.
4.      Arsitektur Harvard
Arsitektur Havard menggunakan memori terpisah untuk program dan data dengan alamat dan bus data yang berdiri sendiri.
5.      Arsitektur Blue Gene
Blue Gene adalah sebuah arsitektur komputer yang dirancang untuk menciptakan beberapa superkomputer generasi berikut, yang dirancang untuk mencapai kecepatan operasi petaflop (1 peta = 10 pangkat 15).

      B.      Struktur Kognisi Manusia
Sebelum mengkaji tentang struktur kognisi manusia, ada baiknya saya kemukakan terlebih dahulu apa itu kognisi. Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu.
Nah, proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya adalah psikologi, flsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan
Definisi lain mengenai kognisi adalah suatu aktivitas mental yang mengambarkan pemerolehan, penyimpanan, transformasi dan menggunakan pengetahuan. Struktur kognitif merupakan pola atau susunan berpikir yang terjadi pada diri sendiri untuk mendapatkan pengetahuan, kesadaran, dan kontrol yang ada pada diri sendiri. Adapun strukturnya dapat digambarkan sebagai berikut.
Bila ada stimulus, maka informasi akan masuk sebagai input. Kemudian informasi yang masuk itu akan diterima oleh SR (sensory register) secara singkat. Bila ada atensi atau kesadaran akan informasi yang diterima, maka informasi tersebut akan diteruskan ke STM (short term memory). Informasi yang berulang-ulang atau sering di repeat selanjutnya akan diberi makna (elaborative, rehearsal, dan maintenance). Kemudian informasi yang ditransfer oleh STM (short term memory) disimpan dan diteruskan ke LTM (long term memory).
Mungkin seperti itulah kira-kira struktur kognisi yang ada pada manusia.

      C.      Kaitan antara struktur kognitif manusia dengan arsitektur komputer
Hubungan atau kaitan antara arsitektur komputer dan kognisi manusia yang pertama adalah pada saat penyusunan perangkat komputer (software dan hardware), disini kognisi manusia sangat berperan yaitu untuk menciptakan sebuah program hingga nantinya komputer tersebut dapat berguna bagi manusia. Dapat dilihat dari definisi arsitektur komputer itu sendiri yaitu merupakan ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Jelas bahwa fungsi-fungsi kognitif manusia sangat diperlukan agar dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan tertentu. Kemudian hubungan yang kedua yaitu secara disadari atau tidak antara struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer keduanya menjalankan proses yang secara umum sama yaitu proses mengolah informasi. Fungsi-fungsi seperti pengenalan pola, atensi, kesadaran, belajar, memori, formasi konsep, bahasa/pemahaman, hingga digunakan untuk pemecahan masalah ada pada keduanya meskipun di”jelaskan” dengan istilah yang berbeda.
Pada komputer dikenal dengan istilah input dan output, sedangkan pada kognisi manusia dikenal dengan sebutan stimulus dan respon. Secara garis besar kedua proses itu sama, yaitu proses menerima informasi dan merespon.

      D.     Kelebihan dan kelemahan arsitektur komputer dibandingkan dengan sruktur kognisi manusia
Jika kita membandingkan, arsitektur komputer memiliki kelemahan dan kelebihan dengan struktur kognisi manusia. Apa saja kekurangan dan kelebihannya? Akan saya uraikan berikut ini.
Kelebihan arsitektur komputer, penyimpanan dalam komputer cenderung bertahan lebih lama dan akan selalu tersimpan dalam memory komputer, namun dengan catatan tidak ada user yang menghapus data tersebut. Tidak seperti kognisi manusia, sistem dalam komputer tidak “mengenal” istilah lupa. Sistem penyimpanan pada komputer lebih teratur dan cukup sederhana jika dibandingkan dengan kognisi manusia, itulah sebabnya segala informasi atau data yang disimpan dalam komputer dapat tetap tersusun dengan rapi meskipun banyak data-data baru yang di input. Bandingkan dengan kognisi manusia yang cenderung melupakan informasi lama ketika menerima informasi yang baru.
 
Selain itu kelebihannya adalah
1.Memiliki processor yang berjumlah lebih dari satu.
2.Bisa digunakan oleh banyak pengguna (multi user).    
3.Dapat membuka beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan
4.Menggunakan teknologi time sharring.
5.Kecepatan kerja processornya hingga 1GOPS (Giga Operations Per Second).

Kekurangan arsitektur komputer:
1.Karena ukurannya yang besar, maka diperlukan ruangan yang besar untuk menyimpannya.
2.Harganya sangat mahal.
3.Interface dengan pengguna masih menggunakan teks.
4.Kerjanya sangat lama.
5.Membutuhkan daya listrik yang sangat besar.

Kognisi manusia:

Kelebihan :
1.Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas.
2.Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar.
3.Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal.

Kekurangan :
1.Membutuhkan waktu yang cukup lama. 


      E.      Analisa
Disini saya ingin membuat suatu perumpamaan. Manusia memiliki otak untuk mengingat segala kejadian atau peristiwa yang dialaminya setiap hari, sedangkan komputer memiliki yang namanya hardisk untuk menyimpan informasi atau data yang di input. Semakin besar kapasitas hardisk nya, semakin banyak atau besar pula size data yang dapat disimpan oleh komputer tersebut. Sistem panyimpanan di dalam komputer sangat teratur, kita sebagai user dapat mengelompokan data berdasarkan jenisnya ke dalam file-file. Tentu saja file-file yang kita simpan itu tidak akan terhapus walaupun ada data-data baru yang kita input, dengan catatan tidak ada orang atau user yang men-delete file kita tadi. Komputer memang hebat, suatu teknologi canggih. Nah coba sekarang kita bandingkan dengan otak manusia, terkadang manusia cenderung melupakan informasi yang sudah lama ketika ia memperoleh informasi yang baru (beda dengan komputer yang masih menyimpan file lamanya walaupun ada file-file yang baru), ya itulah kelemahan sistem “penyimpanan” pada manusia. Akan tetapi kita tidak dapat langsung mengatakan bahwa komputer lebih canggih dari pada manusia. Bagaimanapun komputer tetaplah ciptaan manusia, jadi manusia lah yang pantas dikatakan hebat dan “canggih”. Komputer hanya sekedar alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, karena pada hakikatnya pekerjaan manusia bisa diselesaikan walaupun tanpa komputer, tapi sebaliknya secanggih apapun komputer tidak akan dapat dipakai dan berguna tanpa ada manusia yang mengoperasikannya.
       F.       Contoh kasus
Seorang progammer, pada saat mengoperasikan komputer ia akan berpikir dengan menggunakan otaknya bagaimana cara menggunakan komputer tersebut. Dia juga menggunakan kognisinya pada saat membuat program-progaram yang nantinya komputer tersebut dapat me Run atau mengeksekusi program yang telah dibuat. Nah disinilah terdapat kaitan atau hubungan antara sistem kognisi manusia dan arsitektur komputer. Sebuah program pada komputer dibuat dan dipikirkan oleh manusia, namun program itu akan berguna jika dijalankan melalui perangkat komputer dan arsitektur yang mendukung.

Sumber:


ninambel89.blogspot.com/2012/03/analisa-perbedaan-struktur-kognitif.html

solso, R.L; Maclin, O.H; Maclin, M.K. (2007). Psikologi kognitif edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.




SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI


Sebelum kita membahas mengenai sistem informasi psikologi, ada baiknya jika kita mengenal satu persatu apa itu sistem, informasi dan psikologi.
Yang pertama, saya akan membahas apa itu informasi dan bagaimana nantinya dapat berinteraksi dengan sistem. Pada mulanya, informasi merupakan kumpulan data yang berupa fakta-fakta yang belum terorganisir yang kemudian diolah menjadi data mentah dan disebut informasi (Nurwono, 1994). Pengertian informasi sendiri adalah hasil pengolahan data yang diperoleh dari setiap elemen menjadi bentuk yang mudah dipahami oleh penerimanya dan informasi ini menggambarkan kejadian-kejadian nyata untuk menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan suatu keputusan. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata (Tata Sutabri, 2004).
Informasi dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan kualitasnya, yaitu

1.        Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi informasi untuk setiap orang, satu dan lainnya pasti berbeda.
2.        Tepat waktu (timelines)
Informasi yang sampai pada penerima tidak boleh tertunda. Informasi yang sudah usang nilainya akan berkurang. Karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan suatu keputusan
3.        Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak boleh menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan maksudnya
            Yang kedua, apa itu sistem. Sistem merupakan unsur-unsur yang berhubungan sangat erat antara yang satu dan yang lainnya, dan memiliki fungsi yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kata yang lebih sederhana, sistem dapat pula diartikan sebagai himpunan dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem bisa berupa abstraksi atau fisis (Gordon B. Davis, 2002). Berdasarkan definisi mengenai sistem diatas, maka dapat diketahui bahwa manfaat sistem adalah untuk menyatukan atau mengintegrasikan semua unsur yang ada dalam suatu ruang lingkup, dimana komponen-komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Komponen atau sub sistem harus saling berintegrasi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan sehingga sasaran dan tujuan dari sistem tersebut dapat tercapai.
            Diatas telah kita bahas mengenai pengertian informasi dan sistem, nah sekarang bagaimana keduanya dapat berinteraksi sehingga membentuk sistem informasi? Berikut akan saya jelaskan.
Secara sederhana, sistem merupakan unsur-unsur yang saling berhubungan dan memiliki tujuan yang sama. Sedangkan informasi adalah kumpulan dari data-data yang telah diolah. Sehingga sistem dan informasi berinteraksi menjadi suatu kumpulan data dan telah diolah serta saling berhubungan untuk tujuan yang sama.
John F. Nash mendefinisikan Sistem Informasi sebagai kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.


Manfaat adanya sistem informasi dalam suatu instansi yaitu:
1.      Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan suatu keputusan.
2.      Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
3.      Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.
                 
Beberapa komponen sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai :
1.  Perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai mesin.
2.  Manusia (people) dan prosedur (procedures) yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.
3.  Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu proses pengolahan data.

Yang ketiga yaitu engertian psikologi. Psikologi berasal dari perkataan Yunani yaitu “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Dengan singkat di sebut ilmu jiwa. Allport mendefinisikan psikologi merupakan suatu upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain secara aktual, dibayangkan, atau hadir secara tidak langsung.
Yang keempat, dari definisi informasi, sistem dan psikologi yang telah diuraikan diatas, maka saya mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai pengertian sistem informasi psikologi. Jadi sistem informasi psikologi merupakan gabungan atau kombinasi dari pengguna (manusia), media, perangkat atau alat teknologi, prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam hal ini, teknologi sistem informasi sangat menunjang dalam penerapan ilmu psikologi. Contohnya, psikotes secara online, skoring hasil tes, dan komputerisasi alat tes psikologi lainnya.
Contoh kasus.
Ada seseorang ingin melamar pekerjaan di daerah sumatera, akan tetapi ia berdomisili di jakarta. Pada saat psikotes ia memilih untuk tes secara online melalui web milik perusahaan yang hendak ia tuju. Dengan bermodalkan komputer, tahap psikotes berhasil ia lewati dengan baik, hasilnya pun langsung dapat diketahui hanya dalam waktu beberapa menit setelah psikotes dikerjakan. Nah itulah hebatnya teknologi sistem informasi, dari jarak yang jauh pun tes psikologi dapat dilakukan.
           
Sumber:
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: penerbit gunadarma
Surhadi. (1996). Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: penerbit gunadarma.