Sebelum kita membahas mengenai sistem
informasi psikologi, ada baiknya jika kita mengenal satu persatu apa itu
sistem, informasi dan psikologi.
Yang pertama, saya akan membahas apa itu
informasi dan bagaimana nantinya dapat berinteraksi dengan sistem. Pada
mulanya, informasi merupakan kumpulan data yang berupa fakta-fakta yang belum
terorganisir yang kemudian diolah menjadi data mentah dan disebut informasi
(Nurwono, 1994). Pengertian informasi sendiri adalah hasil pengolahan data yang
diperoleh dari setiap elemen menjadi bentuk yang mudah dipahami oleh
penerimanya dan informasi ini menggambarkan kejadian-kejadian nyata untuk
menambah pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada, sehingga dapat digunakan
untuk pengambilan suatu keputusan. Sumber informasi adalah data. Data adalah
kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata (Tata
Sutabri, 2004).
Informasi
dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan kualitasnya, yaitu
1.
Relevan (relevance)
Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk
penggunanya. Relevansi informasi untuk setiap orang, satu dan lainnya pasti
berbeda.
2.
Tepat waktu (timelines)
Informasi yang sampai pada penerima tidak boleh
tertunda. Informasi yang sudah usang nilainya akan berkurang. Karena informasi
merupakan landasan didalam pengambilan suatu keputusan
3.
Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak boleh
menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya
Yang kedua, apa itu sistem. Sistem
merupakan unsur-unsur yang berhubungan sangat erat antara yang satu dan yang
lainnya, dan memiliki fungsi yang sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dengan kata yang lebih sederhana, sistem dapat pula diartikan sebagai himpunan dari unsur, komponen, atau
variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu. Sistem bisa berupa abstraksi atau fisis
(Gordon B. Davis, 2002). Berdasarkan definisi mengenai sistem diatas, maka
dapat diketahui bahwa manfaat sistem adalah untuk menyatukan
atau mengintegrasikan semua unsur yang ada dalam suatu ruang lingkup, dimana
komponen-komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Komponen atau sub sistem
harus saling berintegrasi dan saling berhubungan untuk membentuk satu kesatuan
sehingga sasaran dan tujuan dari sistem tersebut dapat tercapai.
Diatas telah kita
bahas mengenai pengertian informasi dan sistem, nah sekarang bagaimana keduanya
dapat berinteraksi sehingga membentuk sistem informasi? Berikut akan saya
jelaskan.
Secara sederhana, sistem merupakan unsur-unsur yang saling
berhubungan dan memiliki tujuan yang sama. Sedangkan informasi adalah kumpulan
dari data-data yang telah diolah. Sehingga sistem dan informasi berinteraksi
menjadi suatu kumpulan data dan telah diolah serta saling berhubungan untuk
tujuan yang sama.
John F. Nash mendefinisikan Sistem Informasi sebagai kombinasi
dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian
yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas
transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern
dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
Manfaat
adanya sistem informasi dalam suatu instansi yaitu:
1.
Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan suatu keputusan.
2.
Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
3.
Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan.
Beberapa komponen sistem informasi dapat
diklasifikasikan sebagai :
1. Perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai mesin.
2. Manusia
(people) dan prosedur (procedures) yang merupakan manusia dan
tata cara menggunakan mesin.
3. Data
merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi suatu
proses pengolahan data.
Yang ketiga
yaitu engertian psikologi. Psikologi berasal dari perkataan Yunani yaitu “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu
pengetahuan. Jadi secara etimologis (arti kata) psikologi artinya ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya,
maupun latar belakangnya. Dengan singkat di sebut ilmu jiwa. Allport
mendefinisikan psikologi merupakan suatu upaya untuk memahami dan menjelaskan
bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh
kehadiran orang lain secara aktual, dibayangkan, atau hadir secara tidak
langsung.
Yang
keempat, dari definisi informasi, sistem dan psikologi yang telah diuraikan
diatas, maka saya mencoba untuk menarik kesimpulan mengenai pengertian sistem
informasi psikologi. Jadi sistem informasi psikologi merupakan gabungan atau
kombinasi dari pengguna (manusia), media, perangkat atau alat teknologi,
prosedur dan pengendalian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat secara langsung
serta proses mental yang terjadi pada manusia sehingga data tersebut dapat
diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
Dalam hal
ini, teknologi sistem informasi sangat menunjang dalam penerapan ilmu
psikologi. Contohnya, psikotes secara online, skoring hasil tes, dan
komputerisasi alat tes psikologi lainnya.
Contoh kasus.
Ada
seseorang ingin melamar pekerjaan di daerah sumatera, akan tetapi ia
berdomisili di jakarta. Pada saat psikotes ia memilih untuk tes secara online
melalui web milik perusahaan yang hendak ia tuju. Dengan bermodalkan komputer,
tahap psikotes berhasil ia lewati dengan baik, hasilnya pun langsung dapat
diketahui hanya dalam waktu beberapa menit setelah psikotes dikerjakan. Nah
itulah hebatnya teknologi sistem informasi, dari jarak yang jauh pun tes
psikologi dapat dilakukan.
Sumber:
Basuki,
A. M. H. (2008). Psikologi Umum.
Jakarta: penerbit gunadarma
Surhadi.
(1996). Pengantar Sistem Informasi.
Jakarta: penerbit gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar